LCC Rawamangun

Februari 24, 2009

10 Makan untuk kecerdasan

Filed under: Berita LCC,LCC News,Tips and Trik — franchise bimbel @ 12:23 pm


NGIN anak Anda cemerlang di sekolah? Gamau kan anak kita di-jewer cuma gara2 ‘kurang
pandai’.. Cobalah untuk memperhatikan dengan jeli kebutuhan gizi dan nutrisi mereka
setiap hari. Selain itu, ada baiknya pula memasukan 10 jenis makanan terbaik berikut
ini. Makanan yang dijuluki “Brain Food” ini diyakini dapat merangsang pertumbuhan
sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi berpikir
anak-anak :

  1. Salmon
    Ikan berlemak seperti salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega-3 – DHA and EPA – yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan bahwa orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Menurut para ahli walaupun tuna mengandung asam omega-3, namun ikan ini tidaklah sekaya salmon.
  2. Telur
    Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat.
  3. Selai kacang
    “Kacang tanah (peanut) dan selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin ini merupakan antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
  4. Gandum murni
    Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf.
  5. Oat/Oatmeal
    Oat merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan nutrisi penting bagi otak. Oat dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan kandungan serat, oat akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Oat juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potassium dan seng — yang membuat tubuh dan fungsi otak berfungsi pada kapasitas penuh.
  6. Berry
    Strawberry, cherry, blueberriy dan blackberry. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutritisi yang di kandungnya. Berry mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak blueberry dan strawberry mengalami perbaikian dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah berri ini juga ternyata kaya akan asam lemak omega-3.
  7. Kacang-kacangan
    Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari jika dikonsumsi saat makan siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asal lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya — khususnya ALA – jenis asal omega-3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak .
  8. Sayuran berwarna
    Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, bayam adalah sayuran yang kaya nutrisi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat.
  9. Susu dan Yogurt
    Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis nutrisi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim. Susu dan yogurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak vitamin D bahkan 10 kali dari dosis yang direkomendasikan. Vitamin D adalah vitamin yang juga penting bagi sistem saraf otot dan siklus hidup sel-sel manusia secara keseluruhan.
  10. Daging sapi tanpa lemak
    Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolag. Daging sapi tanpa lemak adalah salah atu sumber makanan yang mengandung banyak zat ebsi. Dengan hanya mengonsumsi 1 ons per hari, maka tubuh Anda akan terbantu dalam penyerapan zat besi darai sumrbe lainnya. Daging sapi juga mengandung mineral seng yang dapat membantu memelihara daya ingat . Khsusus bagi yang vegetarian, Anda dapat memanfaatkan kacang hitam dan burger kedelai sebagai pilihan. Kacang-kacangan adalah adalah sumber penting zat besi nonheme — tipe zat besi yang membutuhkan vitamin C untuk di serap oleh tubuh . Mengonsumsi tomat , jus jeruk, strawberry dan kacang-kacangan juga dapat dipilih sebagai upaya mencukupi kebutuhan zat besi. Selain makanan, agar cerdas ya jelas kita harus banyak olahraga biar stamina kita tetap terjaga dan istirahat yang cukup .

sumber :blaze5.com

Januari 29, 2009

Mencetak Anak Berprestasi

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 10:59 am

Mencetak Anak Berprestasi

 

Bangganya bila melihat buah hati kita termasuk dalam deretan sepuluh besar di kelasnya. Rasanya berhasil mendidik anak. Sebaliknya, yang putranya tak masuk ranking, rasanya gagal sebagai orangtua. Kok sulit sekali si kecil mendapat prestasi di sekolahnya. Bagaimana sih cara-cara mencetak anak agar berprestasi? 

Semua orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang, cerdas dan menjadi anak yang berprestasi di sekolahnya. Yakni, nilai-nilai pelajarannya oke, dan setiap tahun meraih ranking 1 minimal ranking 3. Jika tidak. Rasa-rasanya si kecil tercinta kok biasa-biasa saja atau malah cenderung bodoh ya. Cap demikian tak hanya diberikan orangtua lho, bahkan guru atau pendidik pun masih banyak yang mencap siswanya bodoh hanya karena mereka tak terlihat menonjol di kelas. 

Menurut psikolog Kita & Buah Hati, Rahmi Dahnan S.Psi, itu pandangan yang sudah out of date. Dalam konteks perkembangan anak, prestasi tak cuma tercermin dari nilai akademik di sekolah. Tapi, setiap langkah positif yang mengarah pada peningkatan dan kemampuan juga disebut prestasi. Sayang sekali, bila orangtua masa kini masih beranggapan, bahwa anak yang berprestasi adalah anak yang mampu meraih nilai tinggi dan duduk di peringkat tertentu, lalu kecewa bila buaha hatinya ternyata tak demikian. 

Setiap anak, jelas Rahmi, punya kemampuan dan potensi yang berbeda. Sehingga tak bisa dipastikan bila prestasi akademik anak jeblok maka ia disebut tidak berprestasi di sekolahnya. Jadi, para orangtua, jangan mau terjebak dalam stigma lama. Sebab, berkutat dengan pandangan tersebut, membuat Anda jadi jatuh percaya kalau si kecilnya bodoh karena mungkin Anda–ayah ibunya–pun tak pintar-pintar amat. 

Yang perlu disamakan adalah persepsi orangtua terhadap prestasi. Kata Rahmi, prestasi itu bisa ada di berbagai bidang, bukan cuma nilai pelajaran sekolah saja. Karena itu, disinilah tugas orangtua mengembangkan potensi dan bakat anak dengan berbagai cara dan usaha. Banyak lho anak yang nilai pelajarannya biasa-biasa saja, tapi ia pandai menari, orangtua mendukungnya les menari, eh di masa remajanya sampai dewasanya, ia berkeliling berbagai negara membawakan tari-tarian. Pada akhirnya, kecerdasan kognitif (intelektual) anak pun terdongkrak karena pengalaman-pengalaman hidupnya serta pergaulannya di masa remaja dan dewasa. 

Jadi, menurut Rahmi, yang terpenting adalah mendukung anak di berbagai bidangnya. Apakah itu pelajaran sekolahnya, dengan mendorong gairah belajar, tetapi juga menemukan bakat dan potensi anak. Dengan cara demikian, banyak bukti lho, nilai-nilai pelajaran anak oke dan duduk di ranking teratas, tetapi juga punya prestasi di bidang lain misalnya, juara tari, biola, lukis, dsb. Bila pun prestasinya di bidang kreativitas saja, bukan pada bidang akademik, tak perlu kecewa. Si kecil tetap bisa sukses di masa dewasanya kelak melalui bakat yang ditekuni dan didukung lingkungannya. 

Untuk mendongkrak prestasi anak, komunikasi antara orangtua dengan guru juga harus ditingkatkan. Selain membicarakan tentang pencapaian si kecil di sekolahnya, orangtua pun harus menginformasikan ‘kelebihan-kelebihan’ si kecil lainnya, sambil masukkan pesan untuk tak terlalu ‘menekan’ si kecil mencapai nilai tinggi. Artinya, orangtua seharusnya satu sampai dua langkah lebih maju dari guru, sehingga bisa memberi masukan, pesan-pesan, untuk kualitas sekolah sekaligus kualitas muridnya, putra-putri Anda sendiri.

Mendongkrak Prestasi Anak 
Perhatikan Bakat Anak 
Keinginan orangtua mencetak anaknya jadi berprestasi wajar saja. Apalagi jika sikecil punya kemampuan untuk itu. Misalnya senang membaca, suka olahraga, seni, IPA, dll. Namun, untuk mecetak anak berprestasi, orangtua harus melihat apa bakat anak. Jika anak tak berprestasi di bidang akademik tak perlu ngotot. Memaksakan anak berprestasi sesuai dengan keinginan orangtua dapat membuat anak stress. Prestasinya malah bisa semakin menurun. “Cobalah bersifat arif dengan mengembangkan bakat yang dikuasai oleh anak. Sehingga bakat yang dipunya tidak mubazir,” kata Rahmi. Caranya? 

Ajaklah anak bicara apa saja yang disukainya di luar mata pelajaran wajib. “kalau les tari kamu suka enggak, atau les musik, atau les melukis, mana yang kamu sukai?” Setelah bicara, ANda pun harus konsisten dengan menyediakan kebutuhannya untuk mengembangkat minatnya. “Jika setiap anak difasilitasi kebutuhan dan keinginannya, bakat dan kecerdasan intelektualnya dapat berkembang bersama. Karena, anak yang memiliki bakat akan melakukan pekerjaannya dengan kreatifitas yang berbeda dibanding anak lain,” ucapnya. 

Pacu Gairah Belajar 
Nilai tinggi yang diperoleh pada setiap bidang studi memang penting. Namun bila orangtua menekankan nilai tinggi atau peringkat sebagai tujuan, anak akan mati-matian mencapai nilai tinggi, tanpa menghiraukan proses pencarian nilai tersbut. Sehingga ia berani mencontek demi mendapat nilai bagus. 

Sebaiknya, kata Rahmi, lebih positif memacu agar anak mau berprestasi dengan menanamkan manfaat sekolah. “Sehingga akan tertancap di hati anak tentang pentingnya sekolah, dan akhirnya menyadari untuk bertanggungjawab.” Tanamkan pentingnya sekolah sedini mungkin. Caranya, saran Rahmi, bisa dengan metode pemerian pilihan. Metode pilihan membiasakan anak berhadapan pada pilihan, sehingga merangsang anak untuk melakukan analisa sebelum menentukan pilihannya. Misalnya Rahmi mencontohkan,tentang hal yang menarik yang bisa membangkitkan semangat belajar. “Dek, kalau mau jadi penerbang seperti papa, harus rajin belajar. Jadi pilot bisa berkunjung ke berbagai negara lho.” Cara ini menurut Rahmi bisa memacu semangat berprestasi anak. 

Selain gambaran mengenai profesi yang menjadi kesenangan anak, sikap orangtua yang suka memberi penghargaan pada setiap prestasi anak, akan menumbuhkan rasa pede untuk terus berprestasi. Namun Rahmi menekankan, dalam memberikan penghargaan orangtua harus proporsional.”Sebaiknya tidak memberikan reward dalam bentuk materi. Tepukan bahu, belaian atau pelukan saat anak mendapat prestasi tetap membuat anak senang dan pede, karena merasa dihargai,” jelas Rahmi. 

Sediakan Sarana & Rajin Berkomunikasi 
Lingkungan rumah juga memberi andil pada pencapaian prestasi anak. Dengan memberi dukungan, perhatian, dan menyediakan sarana untuk memacu mereka terus berprestasi sesuai bidang yang diminatinya.”Lingkungan dan budaya keluarga yang berpendidikan baik bisa mendorong anak untuk berprestasi baik pula. Dengan melihat sekelilingnya, si kecil bisa terpengaruh untuk berprestasi bagus.” 

“Perhatian orangtua ketika anak belajar akan membuat anak merasa nyaman dan percaya diri,” Rahmi mengingatkan. Perhatian dalam pelajaran tidak harus bersifat mendikte. Dengan duduk di dekat anak, dan menunjukkan sikap antusias saat anak bertanya akan membuatnya semangat belajar. Perhatian lainnya pun ikut mendorng semangat anak. Yakni dengan memfasilitasi dan melengkapi keperluan sekolah, akan membuat anak terpacu untuk berprestasi. 

Karenanya, lingkungan rumahpun harus senyaman mungkin. Sebab hubungan ayah dan ibu bisa mempengaruhi prestasi anak. “Orangtua yang sering bertengkar, membuat anak stres, dan akhirnya tak bisa konsentrasi belajar.” 

Ikutkan Kursus 
Adakalanya anak yang biasanya pretasinya bagus, pada waktu tertentu menurun drastis. Menurut Rahmi, menurunnya prestasi anak biasanya dipengaruhi faktor emosi anak. Orangtua harus mencari penyebabnya. Mungkin ada situasi yang membuatnya tertekan, misalnya perlakuan negatif dari orang lain, minimnya komunikasi dengan orangtua, di antaranya menjadi penyebab prestasi anak menurun drastis. 

Bila penyebabnya sudah diketahu, orangtua harus bisa segera mengatasinya. Setelah itu, mendorong lagi motivasinya untuk kembali semangat belajar. “Motivasi terutama dimaksudkan untuk meningkatakan kepercayaan diri dan membuat anak merasa nyaman saat belajar.” Mengatasi emosi anak, kata Rahmi juga bisa dengan mengikutkan anak pada kegiatan ekstra. Misalnya diikutkan kursus menari, menyanyi, olahraga. “Kegiatan tersebut membuat anak melupakan hal-hal yang mengganggu emosinya. 

Komunikasi dengan Guru 
Komunikasi dengan guru harus ditingkatkan. Jika biasanya orangtua berkomunikasi dengan guru hanya saat menerima rapor saja. Ada baiknya orangtua perlu secara berkala mengunjungi guru, paling tidak satu bulan sekali. Guru akan sangat menghargai orangtua yang rutin menanyakan perkembangan anaknya di sekolah. “Kalau orangtua proaktif, guru juga tertular semanagat unuk menginformasikan perkembangan anak di sekolah. Dengan begitu, berbagai persoalan yang menyebakan maju mundurnya prestasi belajar anak bisa teramati.” 

Tanggulangi Turunnya Prestasi Belajar 

Orangtua harus mengintrospeksi dirinya, bisa saja penyebabnya kurang perhatian Anda. 

Ajaklah anak berdiskusi dengan menyelami perasaan anak agar anak terbuka mengemukakan perasaanya. 

Lakukan komunikasi yang memadai dengan anak. 

Ingatkan kembali anak akan manfaat sekolah. 

Berikan reward yang proposional pada anak sesuai dengan prestasi yang diraihnya 

Guru harus menimbulkan rasa cinta belajar pada muridnya dengan menciptakan metode belajar yang menyenangkan murid 

Tanamkan disiplin dalam pelajaran dan sekolah pada anak 

8 Trik Mencetak Anak Berprestasi 

Sediakan peralatan yang mendorong anak belajar. 
Misalnya bahan permainan yang merangsang rasa ingin tahu anak, seperti puzzel, alat lukis, lego, komputer,dll. 

Ciptakan Kehidupan Teratur Dalam Keluarga 
Rumah tangga yang harmonis, dengan kasih sayang yang rata pada seluruh anggota keluarga sangat mendukung perkembangan kemampuan anak. 

Bacakan Cerita 
Mendongeng bisa mendorong kemampuan membaca anakdan kosa kata anak serta pengalaman mereka. 

Ciptakan Suasana Gemar Membaca 
Dengan mempunyai kesukaan membaca, anak belajar menyerap pelajaran dan memperluas pengetahuan. 

Dampingi Anak Saat Mengerjakan PR 
Menndampingi anak mengerjakan PR adalah saaat yang tepat untuk mengajari mereka cara mengerjakan soal yang baik, bagaimana memahami pertanyaan, mana yang harus dikerjakan dulu, dllnya. 

Berkolaborasi Dengan Guru di Sekolah 
Menjalin hubungan yang baik dengan guru disekolah punya banyak keuntungan. Diantaranya kita bisa memperoleh informasi perkembangan anak, dan mendorong anak bersikap baik di sekolah. 

Masukkan Anak ke sekolah yang baik 
Keberhasilan anak disekolah ditentukan oleh standar keberhasilan di sekolah. Standar yang tinggi bisa memacu anak untuk mencetak prestasi lebih baik. Tapi standar tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik anak. 

Ajari Disiplin 
Ajari anak disiplin. Ini sangat penting dengan mengajarkan disiplin mereka mengerti mengatur waktu kapan belajar. Jangan lupa bantu anak untuk berkonsentrasi dan mengingatkan waktu disiplinnya. (Esi/ sumber: Edy Gustian, S.Psi, anakcerdas dengan prestasi rendah) 
Sumber: Tabloid Ibu & Anak 
cyberwoman

Trik Mencetak Anak Berprestasi

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 10:58 am

Trik Mencetak Anak Berprestasi

Trik Mencetak Anak Berprestasi

Description 

Anak berprestasi tentu menjadi harapan semua orang tua. Namun tahukah Anda bahwa ada trik-trik khusus agar Anda dapat mendorong prestasi anak Anda di kemudian hari ?

Sediakan peralatan yang mendorong anak belajar. Misalnya bahan permainan yang merangsang rasa ingin tahu anak, seperti puzzel, alat lukis, lego, komputer,dan lainnya.

Ciptakan Kehidupan Teratur Dalam Keluarga. Rumah tangga yang harmonis, dengan kasih sayang yang rata pada seluruh anggota keluarga sangat mendukung perkembangan kemampuan anak.

Bacakan Cerita. Mendongeng bisa mendorong kemampuan membaca anak dan kosa kata anak serta pengalaman mereka.

Ciptakan Suasana Gemar Membaca. Dengan mempunyai kesukaan membaca, anak belajar menyerap pelajaran dan memperluas pengetahuan.

Dampingi Anak Saat Mengerjakan PR. Mendampingi anak mengerjakan PR adalah saaat yang tepat untuk mengajari mereka cara mengerjakan soal yang baik, bagaimana memahami pertanyaan, mana yang harus dikerjakan dulu dan sebagainya.

Berkolaborasi Dengan Guru di Sekolah. Menjalin hubungan yang baik dengan guru disekolah punya banyak keuntungan. Diantaranya kita bisa memperoleh informasi perkembangan anak, dan mendorong anak bersikap baik di sekolah.

Masukkan Anak ke sekolah yang baik. Keberhasilan anak di sekolah ditentukan oleh standar keberhasilan di sekolah. Standar yang tinggi bisa memacu anak untuk mencetak prestasi lebih baik. Tapi standar tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik anak.

Selanjutnya yang tak boleh dilupakan adalah ajari kedisiplinan. Ajari anak disiplin. Ini sangat penting dengan mengajarkan disiplin mereka mengerti mengatur waktu kapan belajar. Jangan lupa bantu anak untuk berkonsentrasi dan mengingatkan waktu disiplinnya.(ist)

Membimbing Anak Usia Dini menjadi Berprestasi

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 10:54 am

Membimbing Anak Usia Dini menjadi Berprestasi

Anak, pada dasarnya, belum mampu mandiri, masih sangat labil, egosentris dan belum tahu apa itu prestasi. Anak juga tidak tahu akan kelebihan dan kekurangannya. Maka diharapkan orangtua, guru, pengasuh, anggota keluarga di sekitarnya yang dapat menyikapi hal-hal yang dialami anak dalam tumbuh kembang pada usia dini, sehingga kelebihan dan kekurangan tersebut terbimbing. 
Sudahkah sikap dan tindakan orang dewasa berfihak pada anak? Atau justru anak berprestasi karena korban ambisi orang dewasa? Hal ini yang harus menjadi perhatian sebagai filter dan penyelesaian yang berfihak pada hak anak. Anak berprestasi karena potensi yang dimiliki direspon orang dewasa, atau anak tidak berpotensi namun dan berusaha berprestasi, maka kewajiban orang dewasa untuk membantu dan membimbing. 
Prestasi secara umum adalah anak yang mampu belajar, mengatasi masalah pengelolaan emosional, sosialisasi, dan kemandirian. Prestasi dalam hal khusus adalah keberhasilan meraih kejuaraan dalam mengikuti lomba/ajang kompetisi yang diadakan Sekolah, Dinas Pendidikan, Lembaga/instansi lain maupun Perusahaan. Tulisan berikut adalah sepenggal pengalaman memberikan pengajaran untuk meraih prestasi secara umum maupun khusus. 
Penulis berkeyakinan bahwa terdapat sebuah benang merah dalam hal pemberlakuan metode ajar dalam pencapaian prestasi siswa, yaitu pemahaman menyeluruh oleh guru sebagai pengajar mengenai manajemen pembelajaran. Terkait dengan capaian prestasi dan proses yang menyertainya, pembahasan yang disajikan lebih dititik beratkan pada tema membangun motivasi belajar siswa.
Sertain, dalam bukunya Psychologi Understanding of Human Behaviour Motif, menyatakan motif sebagai pernyataan yang kompleks didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan Duncan, ahli administrasi berpendapat dalam konsep menejemen motivasi berarti setiap usaha yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. 
Divisi secara umum motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motif dibedakan menjadi dua macam yakni motif  intinsik dan motif ekstrinsik. Disebut motif intrinsik jika yang mendorong untuk bertindak ialah nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek itu diri sendiri. 
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan sehari-hari banyak didorong oleh motif ekstrinsik yakni yang mendorong untuk bertindak adalah obyek itu dari luar diri seseorang/anak. 
Interaksi antara cara mengajar guru dengan anak berpengaruh pada hasil belajar. Cara mengajar guru yang menarik akan menantang siswa untuk berpikir dan berperan aktif sehingga akan mempengaruhi motivasi siswa secara positif. Penelitian menyatakan motivasi intrinsik merupakan multi konsep dari minat, persepsi, dan ketahanan belajar. 
Motivasi murni bersifat efektif/ berkaitan dengan perasaan seseorang. Menurut Ames dan Archer mengubah motivasi berarti mengubah cara berpikir anak, memahami tujuan dan pembelajaran, serta melihat proses hasil pembelajaran dengan cara yang berbeda.
Tugas guru adalah membangkitkan dan membangun motivasi intrinsik yang sifatnya lebih karena kesadaran dan kemauan yang timbul dalam diri anak. Menghargai dan memberi kesempatan pada anak untuk banyak mengungkapkan celotehnya, dan eksplorasi sikap perilaku yang disikapi guru dengan pengarahan tutur kata serta tindakan sesuai tahap perkembangan anak.  
Bagaimanapun, disekolah guru adalah satu-satunya motivator bagi anak. Segala ucapan dan tindakan guru menempatkannya sebagai malaikat dalam pola pikir anak. Kasih sayang, ketulusan, dan keikhlasan dalam membimbing sangat dirasakan pribadi anak.
Pemberian motivasi pada anak pada tahap awal bisa diberikan melalui tutur kata sapaan dan pujian. Langkah ini sangat penting bagi anak untuk merasakan keberadaannya dihargai. Sentuhan fisik seperti berjabat tangan, dan tepuk tangan untuk apapun yang berhasil anak lakukan juga tidak kalah pentingnya. Guru, dalam aktivitas anak, seberapapun kerepotan yang muncul, juga harus bisa memposisikan anak sebagai pribadi yang mampu. 
Sedangkan sebagai inti dari komunikasi verbal adalah, melakukan kontak mata dengan pandangan melindungi serta memberikan ketenangan. Sedangkan pada sisi guru, dua model motivasi tersebut juga harus teraplikasi dalam bentuk komitmen keterbukaan terhadap kritik. Guru harus membuang jauh rasa segan bertanya pada figur yang profesional atau memiliki kompetesensi dibidangnya. 
Setelahnya guru harus sanggup membentuk team work disekolah dan menjalin dukungan total dari orang tua. Dengan pemahaman manajemen pembelajaran motivasi seperti itu, capaian prestasi anak tidak akan lagi menjadi idaman belaka. (*)

Tingkahlaku anak…

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 10:52 am

Tingkahlaku anak…

 

Masalah perilaku ini sebenarnya merupakan suatu bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk “independent”; suatu bentuk perjuangan untuk menunjukkan otonomi. Oleh karena itu, periode batita umumnya ditandai dengan “AKU”, artinya segala sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya “power”. 

Oleh karena itu pula, periode batita disebut pula dengan periode “negativistik” artinya, si anak justru akan mengerjakan segala sesuatu berlawanan dengan yang diberitahukan kepadanya. Disuruh, dia tak akan mengerjakan; dilarang, justru dia akan mengerjakan. Semata-mata suatu bentuk pernyataan bahwa ia adalah individu bebas yang tidak dalam”kekuasaan” pihak lain termasuk orang tuanya 

Nah, lalu apa dan bagaimana dengan disiplin. Kita sering menyalah artikan konsep disiplin sebagai suatu bentuk “punishment”, padahal, disiplin adalah “upaya meletakkan batasan” artinya upaya mengajarkan anak mana perilaku yang dapat diterima, mana yang tidak. Kelak, dengan bertambahnya usia, anak akan mengembangkan “self-discipline”nya. Sesungguhnyalah, bagian dari perkembangan anak adalah mengeksplorasi leingkungannya; sedangkan salah satu t ugas orang tua adalah menegakkan batasan atau “limits” secara konsisten. 

Bagaimana strateginya? Yang paling penting, jangan kehilangan “sense of humor”, kalau jambangan bunga pecah karena anak tidak bisa dilarang untuk diam, kan tidak berarti kiamat… itu contoh ekstrimnya. 

kedua, berikan piliha. Oke, kamu lagi-lagi pipis di celana, sekarang kamu pilih, mau di pispot atau mau di kamar mandi. Dengan demikian, anak belajar bahwa dia masih punya pilihan 

Ketiga, observasi perilaku anak agar saat dia melakukan hal yang “positif” kalian bisa langsung memuji bahkan kalau perlu kasih “hadiah”. Ignore kalau dia melakukan hal yg tidak berkenan. tahap kedua bila masih juga melakukan hal yg diluar batasan, bicara (jangan teriak). Tahapan ketiga bila ia masih melakukannya – ada yg menganjurkan untuk melakukan strategi time out. 
Keempat, konsisten; ayah dan ibu harus sejalan dan seiring; konsisten pula dalam hal timing, jangan hari ini boleh, besok tidak boleh 

Nah time out strategy tuh, anak diminta masuk ke kamar tidurnya misalnya sejam,dan tidak boleh keluar sampai diijinkan orang tua. 

Ok selamat mencoba strategi yg mana, bagaimanapun setiap anak adalah individu yang unik.

by Purnamawati S Pujiarto, Dr, SpAK, MMPaed 

Januari 28, 2009

STRATEGI LULUS MASUK UI

Filed under: Berita LCC,Info Pendidikan,Info PTN,LCC News,Tips and Trik,UI — franchise bimbel @ 9:16 am
  1. Berapa kira-kira tingkat persaingan SIMAK-UI ?
  2. Dengan prediksi peserta 100.000 dan kuota penerimaan 56%, maka tingkat persaingannya mendekati 20:1

  3. Bagaimana strategi utama, agar dapat lulus SIMAK-UI
  4. Strategi utamanya adalah meningkatkan jam terbang berlatih, dan mencoba mengantisipasi semua kemungkinan yang ada

  5. Apa strategi berikutnya
  6. Ukur kemampuan diri (diantaranya melalui try out), pilihlah jurusan sesuai dengan kemampuan. Jangan bunuh diri, memilih pilihan di atas kemampuan. Sebaiknya tidak memaksakan diri, memilih pilihan hanya karena kekurangtahuan alternatif pilihan. Misalnya ingin kuliah di elektro, ada alternatifnya di Fisika (kekhususan Instrumentasi), ingin ahli IT, selain Fasilkom, bisa juga ke Matematika (kekhususan Komputasi), atau ada pilihan Geofisika di Fisika yang akan mempelajari Geothermal/Perminyakan/Seismik Di Geografi, anda dapat mempelajari Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Pemetaan. Silahkan pelajari alternatif Program Studi yang ada di website UI –> link Akademik

Januari 8, 2009

5 hal yang jarang orang ketahui

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 8:55 am

1) Nomor Darurat

Nomor darurat untuk telepon genggam adalah 112. Jika anda sedang di daerah yang tidak menerima sinyal HP dan perlu memanggil pertolongan, silahkan
tekan 112, dan HP akan mencari network yang ada untuk menyambungkan nomor
darurat bagi anda, dan yang menarik,nomor 112 dapat ditekan biarpun keypad
dilock. Cobalah…

2) Kunci mobil ada ketinggalan di dalam mobil?
Anda memakai kunci remote?Kalau kunci anda ketinggalan dalam mobil dan
remote cadangannya di rumah, tinggal telpon orang rumah dengan HP, lalu
dekatkan HP andakurang lebih 30cmdari mobil, dan minta orang rumah untuk
menekan tombol pembuka pada remote cadangan yang ada dirumah (waktu menekan
tombol pembuka remote, minta orang rumah mendekatkan remotenya ke telepon
yang dipakainya)

3) Baterai cadangan tersembunyi

Kalau baterai anda hampir habis, padahal anda sedang menunggu telpon
penting, dan telpon anda dibuat olehNOKIA, silahkantekan *3370#, maka
telpon anda otomatis restart danbaterai akan bertambah 50%.
Baterai cadangan ini akan terisi waktu anda mencharge HP anda.

4) Tips untuk men-cek keabsahan mobil/motor anda ( Jakarta area only)

Ketik :contoh metro b86301o (merah no polisi anda) Kirim ke 1717, nanti
akan ada balasan darikepolisian mengenai data2kendaraan anda, tips ini juga
berguna untukmengetahui data2 mobil bekasyang hendak anda beli/incar.

5)Jika anda sedang terancam jiwanya karena dirampok/ditodong seseorang

untuk mengeluarkan uang dari atm,maka anda bisa minta pertolongan diam2
dengan memberikan nomor pin secara terbalik,misal no asli pin anda 1254
input 4521 di atm maka mesin akan mengeluarkan uang anda juga tanda bahaya
ke kantor polisi tanpa diketahui pencuri tsb. Fasilitas ini tersedia di
seluruh atm tapi hanya sedikit orang yang tahu tolong kasih tahu info
kepada yang lain.

Desember 10, 2008

Matematika ala Abul Wafa (abad ke-X)

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 9:55 am

Matematika ala Abul Wafa (abad ke-X)

Jika anda menggeluti matematika tentu anda tidak asing dengan istilah secan dan cosecan, ternyata Abul Wafalah yang pertama memperkenalkan istilah matematika itu.

Salah satu jasa yang terbesar yang diberikan Abul Wafa bagi studi matematika adalah trigonometri. Trigonometri berasal dari kata trigonon= tiga sudut dan metro=mengukur.
Ini adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus dan tangen.

Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian geometri.
Dalam trigonometri, abul wafa telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel trigonometri. Ia juga turut memecahkan sejumlah masalah yang berkaitan dengan spherical triangles.

Secara khusus, Abu Wafa berhasil menyusun rumus yang menjadi indentitas trigonometri. Inilah rumusnya itu :

sin(a + b) = sin(a)cos()b+cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 – 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)

Selain itupun Abul Wafa berhasil membentuk rumus geometri untuk parabola yakni :

x4 = a and x4 + ax3 = b

Rumus-rumus penting itu hanya secuil hasil pemikiran Abul wafa yang sampaihingga kini masih bertahan. Kemampuannya menciptakan rumus-rumus baru matematika membuktikanbahwa abul Wafa adalah matematikus Islam yang sangat jenius bahkan Baron Carra de Vaux mengambil konsep secan yang dicetuskan Abu Wafa. 

November 27, 2008

Siswa Bermasalah

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 2:51 pm

A. Kesulitan Belajar.Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.

  1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
  2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
  3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
  4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
  5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif . Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain :

  1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
  2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
  3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
  4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
  5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
  6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.

Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :

  1. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
  2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.
  3. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)

Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : (1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan (4) kepribadian.

1. Tujuan pendidikan

Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut. Secara statistik, berdasarkan distribusi normal, seseorang dikatakan berhasil jika siswa telah dapat menguasai sekurang-kurangnya 60% dari seluruh tujuan yang harus dicapai. Namun jika menggunakan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan menggunakan penilaian acuan patokan, seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan sebelumnya atau sekarang lazim disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebaliknya, jika penguasaan ketuntasan di bawah kriteria minimal maka siswa tersebut dikatakan mengalami kegagalan dalam belajar. Teknik yang dapat digunakan ialah dengan cara menganalisis prestasi belajar dalam bentuk nilai hasil belajar.

2. Kedudukan dalam Kelompok

Kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya akan menjadi ukuran dalam pencapaian hasil belajarnya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila memperoleh prestasi belajar di bawah prestasi rata-rata kelompok secara keseluruhan. Misalnya, rata-rata prestasi belajar kelompok 8, siswa yang mendapat nilai di bawah angka 8, diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian, nilai yang dicapai seorang akan memberikan arti yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi yang lain dalam kelompoknya. Dengan norma ini, guru akan dapat menandai siswa-siswa yang diperkirakan mendapat kesulitan belajar, yaitu siswa yang mendapat prestasi di bawah prestasi kelompok secara keseluruhan.

Secara statistik, mereka yang diperkirakan mengalami kesulitan adalah mereka yang menduduki 25 % di bawah urutan kelompok, yang biasa disebut dengan lower group. Dengan teknik ini, kita mengurutkan siswa berdasarkan nilai nilai yang dicapainya. dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah, sehingga siswa mendapat nomor urut prestasi (ranking). Mereka yang menduduki posisi 25 % di bawah diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Teknik lain ialah dengan membandingkan prestasi belajar setiap siswa dengan prestasi rata-rata kelompok. Siswa yang mendapat prestasi di bawah rata – rata kelompok diperkirakan pula mengalami kesulitan belajar.

3. Perbandingan antara potensi dan prestasi

Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa akan tergantung dari tingkat potensinya, baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Siswa yang berpotensi tinggi cenderung dan seyogyanya dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, siswa yang memiliki potensi yang rendah cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang rendah pula. Dengan membandingkan antara potensi dengan prestasi belajar yang dicapainya kita dapat memperkirakan sampai sejauhmana dapat merealisasikan potensi yang dimikinya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila prestasi yang dicapainya tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Misalkan, seorang siswa setelah mengikuti pemeriksaan psikologis diketahui memiliki tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 120, termasuk kategori cerdas dalam skala Simon & Binnet. Namun ternyata hasil belajarnya hanya mendapat nilai angka 6, yang seharusnya dengan tingkat kecerdasan yang dimikinya dia paling tidak dia bisa memperoleh angka 8. Contoh di atas menggambarkan adanya gejala kesulitan belajar, yang biasa disebut dengan istilah underachiever.

4. Kepribadian

Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa diakatan mengalami kesulitan belajar, apabila menunjukkan pola-pola perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari seharusnya, seperti : acuh tak acuh, melalaikan tugas, sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak seimbang dan sebagainya.

B. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut

 

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :

  1. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
  2. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
  3. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.
  4. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
  5. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial

 

2. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.

 

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.

4. Prognosis

Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus – kasus yang dihadapi.

 

5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)

Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.

6. Evaluasi dan Follow Up

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :

  • Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang dibahas;
  • Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan
  • Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.

Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan, yaitu apabila:

  1. Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
  2. Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
  3. Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
  4. Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
  5. Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
  6. Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
  7. Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya

Tips Memiliki anak Hiper

Filed under: Tips and Trik — franchise bimbel @ 2:44 pm
Menjadi orangtua yang memiliki anak hiperaktif pasti merupakan salah satu tugas yang sangat sulit. Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda terapkan dalam usaha menghadapi anak hiperaktif.

  1. Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik.
  2. Jangan menghukumnya karena perilaku hiperaktif bukanlah kesalahan anak Anda.
  3. Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau bodoh, karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya.
  4. Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orangtua harus menentukan terapi yang terbaik bagi anak.
  5. Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak hiperaktif melebihi saudara lainnya. Alasannya, seberapa banyak kasih sayang yang ditumpahkan pada anak hiperaktif, tidak akan pernah bisa penuh.
  6. Dalam mengajari anak Anda yang hiperaktif, jangan bosan untuk terus menerus mengulang hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
  7. Di depan anak Anda tersebut, katakanlah pada orang lain kalau dia adalah anak yang baik, dan jangan mengomentari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukannya.
  8. Secara konstan/terus menerus waspadalah terhadap segala tindakannya yang mungkin dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
  9. Perbanyak komunikasi dengan anak Anda. Jika pada anak normal kita cenderung berkomunikasi pada saat-saat tertentu, pada anak hiperaktif kita harus berkomunikasi “setiap satu menit sekali”.
  10. Salah satu hal tersulit dalam mengatasi anak hiperaktif adalah ketika sedang berada di meja makan dan kita meminta dia makan sendiri. Mungkin dia malah akan memainkan makanannya atau berlari- lari mengelilingi meja makan. Jangan marahi dia! Yang harus Anda lakukan adalah Anda harus menyuapi mereka dengan sabar.

Demikian bebarapa tips yang diharapkan dapat membantu Anda. Menghadapi Anda hiperaktif mungkin tidak semudah teori yang kita baca, tapi dengan kesabaran dan didasarkan rasa kasih kita kepada sang anak, kita pasti bisa melakukannya.

Sumber:

  • Majalah Intisari, , Edisi November tanggal/tahun 2001, Artikel Tips untuk Orangtua, halaman 63, PT. Intisari Mediatama, Jakarta, 2001. 
  • The Hyperactive Child What the Family Can Do!, Belinda Barnes and Irene Colquhoun, , Artikel Day to Day Management of The Hyperactive Child, halaman 90 – 96, Thorsons Publishers Limited, Northamptonshire. 
  • Laman Berikutnya »

    Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.